Kaca patri sering kita ditemui sebagai kaca patri masjid, kaca patri gereja, ataupun kaca patri untuk jendela rumah. Cara membuat kaca patri sebenarnya tidaklah terlalu rumit.
Bahan baku kaca patri pun hanya membutuhkan kaca dalam berbagai warna (yang nantinya akan dipotong-potong), timah atau kuningan untuk rangkanya, serta timah solder. Nah, mari kita mulai bahas cara membuat kaca hias jendela menggunakan proses patri.
Kaca patri sebagai kaca hias berkembang paling awal dan berawal di Eropa. Teknik dan seni pembuatan kerajinan kaca patri diduga masuk ke Indonesia bersamaan dengan zaman penjajahan Belanda. Keindahan kaca patri membuatnya dulu hanya digunakan oleh kaum bangsawan atau para juragan di Indonesia.
Seperti yang kami sampaikan pada artikel sebelumnya, kaca patri hanyalah salah satu jenis kaca hias. Ada banyak jenis lain seperti kaca grafir, kaca inlay, kaca bevel, dan kaca lukis. Apakah perbedaan jenis-jenis tersebut?
Cara Pembuatan Kaca Patri
Cara yang mudah untuk mengetahui perbedaan beragam kaca hias adalah dengan mengetahui cara pembuatannya. Sama seperti kaca hias lainnya, cara membuat kaca patri kuningan dan kaca patri timah selalu dimulai dari menentukan desain motif atau model yang ingin dibuat.
Setelah ditentukan desain seperti apa yang akan diinginkan, maka selanjutnya pengrajin akan membuat sketsa desain dengan skala skala 1:1. Sketsa yang menggunakan ukuran sebenarnya ini penting karena akan dijadikan dasar pemotongan dan pemasangan kaca nantinya.
Dari desain yang sudah ada, pengrajin akan mempersiapkan bahan yang diperlukan. Kaca dengan warna-warna yang akan dipakai, batangan timah atau kuningan yang akan dijadikan rangka, serta bahan-bahan pelengkap lainnya.
Bahan kaca berbagai warna dipotong sesuai pola sketsa tadi. Ada berbagai jenis alat pemotong kaca yang bisa digunakan, sesuai dengan fungsi dan kebutuhan masing-masing pengrajin. Alat pemotong yang sering dipakai adalah yang berbentuk seperti pena.
Lembaran kaca warna yang sudah digaris tersebut tinggal ditekan sambil diberi sedikit tenaga supaya patah. Bisa menggunakan tangan saja, atau kadang ada yang menggunakan alat tang.
Nah, mematahkan kaca pun membutuhkan latihan dan pengalaman dari pengrajinnya, karena kaca belum tentu akan terpotong sesuai pola saat dipatahkan. Biasanya hasil potongan pemula akan terlihat kurang rapi ataupun sering salah sehingga harus mengulang untuk membuat potongan yang diinginkan.
Jika potongan-potongan kaca sudah siap, selanjutnya adalah perangkaian bahan kaca dan rangka logam. Kaca warna yang sudah dipotong-potong sesuai pola tadi akan disatukan satu per satu sambil diperkuat dengan batangan timah atau kuningan.
Cara membuat rangka atau frame kaca patri adalah dengan pertama-tama membentangkan sketsa desain berskala 1:1 yang sudah disiapkan. Jangan lupa memaku atau mengelem kertas sketsa supaya tidak bergeser.
Pada tahap ini terserah kepada pengrajin mau memulai dari sebelah mana, misalnya dari salah satu sudut terlebih dahulu. Pilih potongan kaca yang sesuai untuk sudut tersebut, letakkan di atas kertas desain, lalu tempelkan batangan timah/kuningan mengelilingi kaca tadi. Potong batangan logam tersebut supaya ukurannya pas dengan potongan kaca yang sudah disiapkan.
Batangan logam tersebut berfungsi sebagai frame atau bingkai untuk tiap potongan kaca, sekaligus nantinya yang akan menahan kaca tetap pada posisi ketika kaca patri sudah jadi. Saat menempelkan, pengrajin tidak menggunakan lem atau perekat.
Di tahap ini, potongan bingkai hanya ditahan dengan paku atau pin agar tidak bergerak. Jika dipasang dengan pas, tekanan dari paku akan membuat kaca dan bingkai logamnya tetap menempel walaupun tanpa lem/perekat. Tapi berhati-hatilah agar tidak terlalu menekannya karena bisa-bisa kaca akan terbang berhamburan.
Jadi tekanan yang diberikan pada kaca hias yang sedang dirakit juga harus pas. Di sinilah feeling dan pengalaman pengrajin kaca patri sangat berperan. Walaupun kaca hias sudah terpasang dan berbentuk seperti pola desainnya, proses pengerjaan belum selesai. Selanjutnya adalah tahap pematrian rangka logamnya. Setelah semua potongan kaca terpasang pada tempatnya dan terbingkai oleh timah/kuningan, rangka logam tersebut dipatri agar kuat dan tidak bergerak-gerak. Untuk tahap ini pengerjaannya cukup mudah.
Pengrajin tinggal menggunakan alat solder untuk melelehkan timah patri di sudut pertemuan rangka satu dengan lainnya. Cara patri kuningan dan timah tidak terlalu berbeda. Pada tahap ini perlu dipastikan bahwa pematrian sudah kokoh baru paku yang dipasang pada tahap sebelumnya dilepas.
Nah, tahap terakhir dari pembuatan kaca patri adalah melakukan finishing. Ada bermacam-macam kegiatan yang bisa dilakukan, yang pada intinya adalah memastikan hasil karya kaca tersebut sudah maksimal. Finishing yang umumnya dilakukan pengrajin adalah pengecekan apakah masih ada bagian yang cacat atau kurang kuat terpasang. Kaca juga akan dibersihkan dan rangka logamnya juga digosok supaya lebih berkilau.
Setelah kaca patri yang dibuat sudah sempurna dan dicek dengan maksimal, kaca tinggal dikemas untuk pengiriman. Kaca patri tersebut tinggal dipasang pada bingkai jendela atau pintu di bangunan yang diinginkan.Pemasangan bisa dilakukan oleh pengrajinnya sendiri ataupun oleh kontraktor bangunan jika mereka cukup terampil.
Sumber : https://gizigo.id